PUISI
UNTUK GAZA
oleh Zaka Vikryan
Bismillahirohmanirohim
Segala
puji bagi allah, tuhan semesta alam
Maha
pemurah lagi maha penyayang
Yang
menguasai hari pembalasan
Hanya
engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan
Tunjukilah
kami jalan yang lurus
Yaitu
jalan bagi orang-orang yang telah engkau anugrahkan nikmat kepada mereka; bukan
jalan mereka yang kau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Deras
kala siang-malam itu bukanlah tetesan hujan dari langit kejauhan
Bising
kala siang-malam itu bukanlah puja-pujian dari langgar tiap belokan
Lantunan
kala siang-malam itu bukanlah pengeras suara berkumandangkan adzan
Gemericik
kala siang-malam itu bukanlah antrian orang-orang menyucikan badan
Deras
kala siang-malam itu ialah jatuhnya peluru-peluru dari tangan arogan
Bising
kala siang-malam itu ialah jalannya tank-tank baja genap dengan tentara
Lantunan
kala siang-malam itu ialah jeritan atas darah yang kepalang tumpah
Gemercik
kala siang-malam itu ialah ratap-tangis raga kehilang induk-semang
Demi
tuhan. Ini zaman kepalang edan.
Di
mana kita, saat peluru-peluru mulai berjatuhan?
Mencari
ruang senyap, lepaskan syahwat setan?
Di
mana kita, saat tank-tank baja mulai membuka jalan?
Berlindung
di bawah selimut dari dinginnya malam?
Di
mana kita, saat jerit dan darah tumpah-ruah di tanah?
Terpekik
nyeri beradu peju dengan lawan bercinta?
Di
mana kita, saat ratap-tangis menjadi lagu kebangsaan?
Berdansa
mesra menggesekkan badan di antara cahaya remang?
Terkutuk
ini zaman.
Jika
moralitas hanya sebatas wajah.
Terkutuk
ini zaman.
Jika
akal hanya berpacu pada perut yang mesti kenyang.
Terkutuk
ini zaman.
Jika
aktivis hanya menenteng proposal dan mengaku tentara tuhan.
Terkutuk
ini zaman.
Jika
agamawan hanya beretorika tanpa amalan.
Terkutuk
ini zaman.
Jika
seniman hanya beronani di atas panggung dengan kemegahan pencahayaan.
Terkutut
ini zaman.
Jika
kritikus hanya mengoceh tentang keidealan.
Aku
kutuk ini zaman.
Jika
sastrawan hanya menambah sejarah kebohongan.
Sementara
di sana. Di palestina. Gaza tepatnya...
Adakah
selimut hangat guna manusianya tertidur dengan lelap?
Adakah
obat-obat mujarap guna manusianya tegap menghadapi esok yang masih gelap?
Adakah
menu sedap yang layak guna manusianyanya santap?
Demi
tuhan, penguasa seluruh alam.
Jika
perang haruslah terjadi
Sampaikanlah
kami pada titik kemenangan yang abadi
Jika
perang haruslah terjadi
Sampaikanlah
kami pada senyum yang kekal penuh seri
Jika
perang haruslah terjadi
Restui
kami melawan atas nama jidah
Jika
damai yang seharusnya terjadi
Beri
kami damai yang kau diridoi
Peluklah
jiwa kami yang lekat oleh kemunafikan
Peluklah
jiwa kami yang lekat oleh kedengkikan
Peluklah
jiwa kami yang lekat oleh kekeringan puji-pujian
Peluklah
jiwa kami yang lekat oleh ketidak-pedulian
Peluklah
jiwa kami yang lekat oleh kebohongan
Malam
ini tidak ada arti meski kami berkumpul di sini
Malam
ini tidak ada arti mesti takbir keras-keras kami setubuhi
Malam
ini tidak ada arti meski seribu lilin utuh dengan api
Malam
ini tidak ada arti mesti ari mata membasahi pipi
Malam
ini tidak ada arti meski harmoni dan melodi melantunkan ayat-ayat duri
Malam
ini tidak ada arti meski aku membaca ini puisi
Malam
ini tidak ada arti jika engkau tidak menurunkan cahaya bagi kami;
manusia
planet bumi.
Ya
allah, sesungguhnya kami memohon kepadamu keselamatan di dalam agama, sehat
jasmani, tambah ilmu, dan keberkahan rizki, dapat bertaubat sebelum mati,
memperoleh rahmat ketika mati dan memperoleh ampunan setelah mati.
Ya
allah, ringankanlah kami ketika sakaratul maut, jauh dari neraka dan memperoleh
ampunan pada hari hisab.
Ya
allah, janganlah engkau ubah hati kami setelah engkau memberi petunjuk kepada
kami dan berilah rahmat dari sisi engkau.
Sesungguhnya
engkau adalah maha pemberi.
Wahai
tuhan kami, berilah kami kebajikan di duniadan kebajikan di akhirat dan
peliharalah kami dari azab neraka.
Rabbannaa
laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytanaa wahab lanaa milladung-ka rahmah
innaka antal wahhaab. Rabbannaa
aatinaa fiddun-yaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, waqinaa’a dzaabannar.
Subuh, 19 Juli 2014
*puisi ini ditulis secara khusus oleh saya (Zaka Vikryan) dan dibacakan oleh saudara Ade Hidayat (Teater Ilalang) pada acara 1000 lilin untuk Gaza yang diselenggarakan oleh teman-teman aktivis di Kuningan-Jawa Barat.
0 Response to "PUISI"
Post a Comment