KEISTIMEWAAN BAHASA MANUSIA


Berikut adalah keistimewaan bahasa manusia menurut Hockket dan Mc Neil:


v  Bahasa itu menggunakan jalur vokal auditif. Banyak hewan, termasuk jangrik, katak, dan burung, yang sistem komunikasinya dapat didengar. Namun, tidak semuanya merupakan bunyi vokal. Katak, burung, dan orang utan ini juga mempunyai jalur vokal auditif ini, seperti yang dimiliki manusia. Tetapi sistem komunikasinya itu tidak mempunyai 15 ciri lainnya yang dimiliki manusia.
v  Bahasa dapat tersiar ke segala arah; tetapi penerimannya terarah. Maksudnya, bunyi bahasa yang diucapkan dapat didengar di semua arah karena suara atau bunyi bahasa itu merambat melalui udara; tetapi penerima atau pendengar dapat mengetahui dengan tepat dari mana arah bunyi bahasa itu datang.
v  Lambang bahasa yang berupa bunyi itu cepat hilang setelah diucapkan. Hal ini berbeda dengan tanda atau lambang lain, seperti bekas tapak kaki hewan, dan patung kepahlawanan yang dapat bertahan lama. Oleh karena ciri cepat hilangnya, maka sejak dulu orang berusaha melestarikan lambang bunyi bahasa ini dalam bentuk tulisan. Pada zaman modern kini bunyi bahasa itu sudah dapat direkam dengan peralatan eletronik, dan sewaktu-waktu dapat diperdengarkan kembali.
v  Partisipan dalam komunikasi bahasa dapat saling berkomunikasi (interchangeability). Artinya, seorang penutur bisa menjadi seorang pengirim lambang dan dapat juga menjadi penerima lambang itu. Dalam dunia hewan, ada jenis jangkrik yang hanya jantannya yang dapat mengeluarkan bunyi, tetapi baik jantan maupun betina dapat mendengar dan mengerti.
v  Lambang bahasa itu dapat menjadi umpan balik yang lengkap. Artinya, pengirim lambang (penutur) dapat mendengar sendiri lambang bahasa itu. Padahal dalam beberapa macam komunikasi kinetik (gerakan) dan visual (penglihatan) seperti dalam tarian lebah, si pengirim informasi tidak dapat melihat bagian-bagian penting dari tariannya.
v  Komunikasi bahasa mempunyai spesialisasi. Maksudnya, manusia dapat berbicara tanpa harus mengeluarkan gerakan-gerakan fisik yang mendukung proses komunikasi itu. Manusia dapat berbicara sambil mengerjakan pekerjaan lain yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan. Padahal komunikasi lebah dengan tariannya memaksa si lebah secara fisik terlibat dalam tarian itu. Komunikasi manusia tidak memerlukan kekuatan fisik yang besar tetapi dpaat memberi efek yang sangat besar.
v  Lambang-lambang bunyi dalam komunikasi bahasa adalah bermakna atau merujuk pada hal-hal tertentu. Umpamanya kata kuda mengacu pada jenis hewan berkaki empat yang biasa dikendarai. Kalimat Dika menendang bola mempunyai makna seseorang yang bernama Dika melakukan perbuatan atau tindakan yaitu menendang bola. Begitu juga dengan lambang-lambang lain.
v  Hubungan antara lambang bahasa dengan maknanya bukan ditentukan oleh adanya suatu ikatan antara keduanya; tetapi ditentukan oleh suatu persetujuan atau konvensi di antara para penutur suatu bahasa. Jadi hubungan antara lambang bunyi [kuda] dengan maknanya, yaitu ‘sejenis binantang berkaki empat yang biasa dikendarai’ bersifat arbitrer, semaunya. Padahal pada alat komunikasi lebah yang berupa tarian ada hubungan antara besar kecilnya sudut gerakan tari itu dengan sudut arah ke sumber makanan dari sarang lebah dengan garis antara sarang dengan matahari.
v  Bahasa sebagai alat komunikasi manusia dapat dipisahkan menjadi unit-unit satuan; fonem, kata, morfem, kalimat. Padahal alat komunikasi makhluk lain merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
v  Rujukan atau yang sedang dibicarakan dalam bahasa tidak harus selalu ada pada tempat dan waktu kini. Kita dapat menggunakan bahasa untuk sesuatu yang telah lalu, yang akan datang, atau yang berada di tempat jauh. Bahkan juga yang hanya ada dalam khalayan. Komunikasi makhluk lain, seperti tarian lebah, atau teriakan orang utan, hanya merujuk pada yang ada ditempat dan waktu tertentu.
v  Bahasa bersifat terbuka/ artinya, lambang-lambang ujaran baru dapat dibuat sesuai dengan keperluan manusia. Padahal teriakan simpanse itu bersifat tertutup. Apa yang diteriakan itu sudah tertentu, sebagaimana yang diwarisinya, tidak bisa ditambah lagi. Jadi, bersifat tertutup.
v  Kepandaian dan kemahiran untuk menguasai aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan berbahasa manusia diperoleh dari belajar, bukan melalui gen-gen yang dibawa sejak lahir. Berbeda dengan alat komunikasi hewan, seperti burung, simpanse, dan lumba-lumba yang dibawa sejak lahir.
v  Sehubungan dengan ciri (12) di atas, maka bahasa itu dapat dipelajari. Artinya seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan, misalnya, dalam bahasa A dapat mempelajari bahasa lain, yang bukan bahasa lingkungannya.
v  Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan yang benar dan yang tidak benar, atau juga yang tidak bermakna secara logika. Misalnya kita dapat mengatakan, “Penduduk Jakarta dewasa ini ada satu juta orang”, atau yang tidak benar yang dapat dilakukan dalam komunikasi hewan hampir tidak ditemukan. Dengan kata lain, alat komunikasi manusia dapat digunakan untuk berdusta, sedangkan alat komunikasi hewan tidak dapat.
v  Bahasa memiliki dua subsistem, yaitu subsistem bunyi dan subsistem makna, yang memungkinkan bahasa itu memiliki keekonomisan fungsi. Keekonomisan fungsi ini terjadi karena bermacam-macam unit bunyi yang fungsional bisa dikelompokan dan dikelompokan lagi ke dalam unit-unit yang berarti. Umpamanya, fonem-fonem /i/, /a/, /k/, dan /t/ mempunyai arti, seperti, /kita/, /kiat/, /kati/, dan /ikat/. Ciri seperti ini tidak ada pada alat komunikasi hewan: gonggongan anjing, atau teriakan simpanse, adalah satu kesatuan yang tidak dapat dianalisis dan digabung-gabungkan.
v  Ciri terakhir adalah bahasa itu dapat kita gunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Alat komunikasi dari hewan tak ada yang dapat digunakan untuk membicarakan alat komunikasi hewan itu sendiri.

review oleh Zaka Vikryan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KEISTIMEWAAN BAHASA MANUSIA"

Post a Comment